Kajian Teologis Tuhan Tritunggal “Tiga Esensi Tuhan dalam Satu Pribadi Yesus” Menghapus pemahaman “Tiga Pribadi Tuhan dalam Satu Hakikat Allah”
Pendahuluan
Iman Kristen sangat meyakini konsep ketuhanan Tritunggal sebagai inti Iman kepercayaanya pada Sang Pencipta, yang sudah ada sebelum segala sesuatu ada. Seluruh alam semesta yang tampak dan tak tampak mata adalah hasil ciptaan dari Penguasa Tunggal. Dialah yang menciptakan dan memiliki alam semesta, Dia dikenal sebagai oknum yang sudah ada, tanpa diadakan. Dia itulah yang disebut memiliki kedaulatan kekuasaan dalam menjadikan segala sesuatu yang Dia kehendaki.
Link gambar Tuhan Tritunggal : https://sanyospwt.files.wordpress.com/2017/06/Tuhan Tritunggal.jpg?w=332&h=400&crop=1
Umat Kristen, dapat menerima konsep doktrin Tuhan Tritunggal karena iman. Namun bagaimana dengan umat bukan Kristen? Apakah mereka dapat memahami apalagi mengakui Tuhan Tritunggal. Tentu sangat mustahil untuk dapat menerima fakta bahwa “Tuhan terdiri dari tiga pribadi dalam satu hakikat.” Sudah pasti umat bukan Kristen akan menolak konsep Tuhan Tritunggal yang mengatakan bahwa Tuhan terdiri atas pribadi Bapa, pribadi Anak, dan pribadi Roh Kudus. Sekalipun konsep ini benar menurut iman rohani orang percaya, namun dalam proses pemberitaan Firman Tuhan keseluruh bangsa, diperlukan penjelasan rasional dapat diterima oleh nalar manusia.
Karena itu, penulis mendiskripsikan pengertian, pemahaman “Tuhan Tritunggal” berdasarkan informasi yang ada dalam alkitab sesui karunia Roh Kudus adalah “Manifestasi Tiga Esensi Tuhan dalam Satu Pribadi Yesus” sebagaimana telah dinyatakan secara eksplisit melalui FirmanNya yang tertulis dalam alkitab. Hal ini, dimaksudkan agar semua manusia, dapat mengenal Tuhan yang benar dalam kebenaran. Telah banyak pendapat dari para pakar teologi, yang mengembangkan teori pemaknaan Tuhan Tritunggal, dengan beragam ilustrasi yang mencirikan keadaan “Tuhan Tritunggal” sebagai “Tiga Pribadi dalam Satu Hakikat”, akan tetapi semua itu, belum memberi informasi yang dapat diterima nalar manusia, sehingga apa yang disampaikan hanya menjangkau iman umat pilihan saja, sementara pemberitaan injil harus disampaikan keseluruh bangsa, sesuai amanat agung Tuhan Yesus Kristus.
Istilah Tuhan Tritunggal tidak ditemukan secara tekstual dalam Alkitab, namun secara eksplisit ada unsur esensi Tuhan Tritunggal dalam alkitab baik pada perjanjian lama maupun perjanjian baru.
Pada tahun 220 M, konsep Tuhan Tritunggal pertama kali dicetuskan oleh Tertullianus. Konsep Tuhan Tritunggal menyatakan bahwa Tuhan terdiri dari tiga pribadi yaitu Allah (Bapa), Anak (Yesus) dan Roh Kudus.
Banyak orang mempertanyakan doktrin Tuhan Tritunggal, bahkan banyak orang yang bukan Kristen mengatakan bahwa orang Kristen percaya pada tiga Tuhan. Mereka tidak dapat memahami bagaimana Tuhan yang satu, memiliki tiga pribadi? Hal ini sangat beralasan, karena pada prinsipnya sejak konsep Tuhan Tritunggal diperkenalkan sebagai inti iman Kristen oleh Tertullianus, hingga saat ini masih memberi informasi yang sukar diterima nalar bahwa Tuhan terdiri dari tiga pribadi yaitu “Allah (Bapa), Anak (Yesus) dan Roh Kudus”. Penjabaran ini, cenderung mengaburkan logika umat manusia terutama bagi mereka yang tidak mendapat anugerah kasih setia Tuhan.
Para sarjana dan pakar teologi kristen, mengambil posisi memaklumi sikap mereka yang menantang atau menolak konsep Tuhan Tritunggal dengan pernyataan bahwa, dibutuhkan hati yang benar-benar terbuka untuk melihat perspektif Tuhan yang melampaui pola pikir manusia.Kebanyakan para pakar teologi Kristen memaklumi pola pikir manusia dengan berkata bahwa konsep Tritunggal tidak dapat dengan mudah dijelaskan dengan akal, tapi tidak berarti bahwa Allah Tritunggal adalah konsep yang sama sekali tidak masuk akal. Alasan umum yang digunakan untuk menepis ketidakpuasan penanya tentang Tuhan Tritunggal dengan ungkapan “Keberadaan tiga pribadi dalam satu Tuhan adalah suatu misteri yang tidak dapat kita jelaskan secara memadai oleh akal, karena jika dijelaskan secara menyeluruh, maka itu bukan lagi misteri Tuhan.
Pandangan Tuhan Tritunggal: “Tiga Pribadi Tuhan dalam satu Hakikat”.
Selama ini konsep Tuhan Tritunggal dijabarkan sebagai tiga Pribadi Tuhan dalam satu hakikat, yang terdiri dari Allah yaitu Bapa, Yesus adalah Anak dan Roh Kudus. Mungkin ada diantara kita yang pernah membaca atau mendengar penjelasan konsep Allah Tritunggal dengan ilustrasi analogi matahari, yang terdiri dari matahari, cahaya dan panas. Atau dengan segitiga dimana Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus berada di setiap sudutnya, namun tetap dalam satu segitiga. Bahkan ada yang mencoba menjelaskan bahwa tritunggal itu seperti kopi, susu dan gula, yang akhirnya menjadi kopi susu yang manis. Bagi sebahagian besar umat Kristen percaya dengan iman tanpa harus memahami kesluruhan misteri yang ada dibalik Tuhan Tritunggal. Tetapi bagi orang bukan Kristen sangat sulit menerimanya analogi diatas untuk memahami misteri Tuhan Tritunggal.
Pandangan teologi dari berbagai aliran gereja tentang misteri Tritunggal, sangat beragam dan inkonsisten dari aspek unsur dan hirarki kedudukan serta asal kehadiran masing-masing pribadi Tuhan yang dinarasikan dalam konsep teologi masing-masing aliran gereja. Jika ditelaah konsep teologi dari beberapa aliran gereja, akan menimbulkan beragam persepsi dari umat Kristen maupun bukan Kristen. Kondisi seperti ini, menjadi tanggung jawab semua umat percaya, dalam pencerahan iman akan kemuliaan Tuhan.
Sekilas, gambaran konsep Tuhan Tritunggal, sebagai bukti dasar kurangnya kepedulian semua stakeholder yang bertanggung jawab dalam meneguhkan iman Kristen.
- Menurut teologi Katolik, Allah Bapa adalah sumber mahakekal, Putra diperanakkan Bapa secara kekal, sedangkan Roh Kudus keluar secara kekal dari Bapa dan Putra, yang menghembuskan Roh Kudus bersama maupun melalui Sang Putra.
- Pandangan teologi Kristen Ortodoks Timur, Allah Bapa adalah sumber mahakekal, Putra diperanakkan Bapa secara kekal, sedangkan Roh Kudus hanya keluar dari Bapa.
- Aliran denominasi Protestan seperti gereja Anglikan, Baptis, Lutheran, dan lainnya merujuk pada pandangan Katolik, karena belum memiliki rumusan teologi Tritunggal karena keberagaman gereja-gereja Protestan.
- Teologi Saksi Yehuwa,berpandangan berbeda dengan pandangan teologi Katolik, Kristen ortodoks dan Protestan. Yehowa berpandangan:
- Hanya Allah Bapa saja yang tidak berpermulaan;
- Hanya Allah Bapa sajalah satu-satunya Allah yang sejati dan mahakuasa, bahkan mengatasi Putra-Nya, Yesus Kristus.
- Yesus bersifat prawujud, sempurna, memiliki hubungan "anak-beranak" yang unik dengan Allah Bapa, sebagai tokoh utama dalam penciptaan maupun penebusan adalah Sang Mesias.
- Pandangan Teologi gereja Mormon, adalah:
- Konsep Tritunggal ilahi beranggotakan tiga keberadaan ilahi yang terpisah, yakni Elohim(Bapa), Yehuwa (Putra, atau Yesus), dan Roh Kudus;
- Bapa dan Putra diyakini memiliki tubuh jasmani yang sudah disempurnakan;
- Roh Kudus memiliki tubuh rohani.
- Mengakui keilahian Bapa, Putra, dan Roh Kudus, tetapi diyakini keberadaan ketigaNya berlainan.
- Tuhan Esa bukan dalam hakikat tetapi dalam kehendak dan maksud, serta ketiganya mahatahu, mahakuasa, dan maharahim.
- Aliran Pentakosta mengembangkan bentuk Monarkianisme Modalistisyang menandaskan bahwa hanya ada satu Allah, yakni Roh ilahi mahaesa. Roh illahi mahaesa yang memanifestasikan diriNya dengan tiga cara, yaitu menjadi Bapa, Putra, dan Roh Kudus.
Kajian teologis diatas, tentu sangat terbatas karena menggunakan nalar manusia yang sangat terbatas. Sekalipun ada perbedaan pendapat diantara aliran gereja tentang pemahaman konsep ketuhanan Tritunggal, namun secara garis besar, semua aliran gereja diatas memandang Tuhan Tritunggal sebagai “Tiga pribadi Tuhan dalam satu hakikat.”
Ada juga beberapa aliran agama Kristen yang menolak konsep Tritunggal yang disebut dengan golongan anti Tritunggal seperti Kristen kaum Arian, Ebioni, dan Gnostis. Umumnya aliran gereja ini menganggap bahwa Yesus memiliki kedudukan lebih rendah dari Bapa, tetapi ada juga yang berpendapat bahwa Yesus adalah Yahwe. Gereja-gereja yang berpandangan adanya hirarki ketuhanan Tritunggal, tentu bertentangan dengan esensi Tuhan yang Esa dalam “Shema Yisrael”. “Dengarlah, hai orang Israel : TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!.” (Ulangan 6:4).
Konsep tiga pribadi satu hakikat, menunjukkan bahwa Tuhan terdiri dari tiga oknum yang terpisah yaitu Allah (Bapa), Yesus (Anak) dan Roh Kudus. Rumusan Tuhan Tritunggal ini, jelas keliru baik secara iman rohani maupun nalar logika manusia. Perlu diketahui bahwa salah satu ciptaan Tuhan yang mencirikan keadaan atau pribadi Tuhan adalah manusia, karena manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Tuhan.
Baca Juga: Nama Pribadi Tuhan adalah YESUS bukan ALLAH.
Semua paparan sarjana teologis yang mengedepankan pribadi Allah sebagai Allah Bapa, pribadi Yesus sebagai Allah Anak dan pribadi Roh Kudus sebagai Allah Roh Kudus adalah kesalahan cara berpikir dalam memaknai isi firman Tuhan. Konsep Tritunggal “Tiga Pribadi dalam Satu Hakikat Tuhan, tidak representative terhadap esensi Tuhan sebagaimana dinyatakan dalam FirmanNya saat penciptaan Langit dan Bumi dalam kitab perjanjian lama, juga saat Tuhan nyatakan diriNya sebagai Juruselamat manusia dalam kitab perjanjian baru. Narasi Tiga pribadi satu hakitat Tuhan sebagai penjabaran makna Tuhan Tritunggal, bukan hanya menimbulkan kerancuan berpikir umat bukan Kristen tetapi tidak tertutup kemungkinan melemahnya sebagian iman umat Kristen yang tidak kuat dengan pengaruh logika ketimbang penggilan kasih karunia Tuhan.
Pandangan Tritunggal: “Manifestasi Tiga Esensi dalam Satu Pribadi Tuhan”
Secara etimologi, “esensi” berasal dari bahasa Latin "essentia" yang berarti ada. Ketika manusia dapat memahami arti ada (esensi), maka seseorang akan lebih mudah menentukan sudut pandangnya. Juga akan membuat seseorang menjadi lebih bisa menghargai ideologi dan sudut pandang orang lain. Konsep Tuhan Tritunggal secara eksplisit sudah terdapat pada alkitab yaitu dalam kitab Kejadian 1:1-5, 26-27, dan dipertegas dalam alkitab perjanjian baru melalui pengajaran Yesus selama 3 tahun di Bumi. Tuhan telah nyatakan esensiNya sebagai subyek Tunggal pencipta Langit dan Bumi dalam Tiga Esensi diriNya. Untuk memahami secara jelas makna Tuhan Tritunggal, terlebih daulu perlu memahami apa esnsi Tuhan yang sesungguhnya.
Hal yang perlu diketahui bagi manusia adalah bertanya pada diri sendiri. Apakah saya sudah mengenal Tuhan dengan benar?, apakah Tuhan yang saya kenal karena iman dapat saya kenali keberadaanNya?, dengan cara apa saya mengenal Tuhanku?. Ketiga pertanyaan ini, menjadi stimulus berpikir untuk menemukan “Esensi dan manifestasi Tuhan” yang sudah dinyatakan melalui FirmanNya dalam alkitab.
Esensi Tuhan
Kisah penciptaan Langit dan Bumi dalam kitab Kejadian 1:1-5, Tuhan telah menyatakan esensi diriNya sebagai sesuatu yang ada tanpa diciptakan. Esensi Tuhan yang pertama dinyatakan ketika Tuhan menyampaikan proses penciptaan Langit dan Bumi adalah JiwaNya yang kekal sudah ada tanpa diciptakan. Esensi kedua adalah esensi Roh Tuhan yang melayang-layang diatas permukaan air, sedangkan esensi ketiga Tuhan adalah Firman yang menjadikan terang di Bumi. Bagian awal alkitab telah menunjukkan keberadaan Tuhan (Esensi) Tuhan, sebagai sesuatu kehidupan yang telah ada sebelum Langit dan Bumi diciptakan olehNya.
Jiwa
Jiwa adalah kata serapan dari (Ibrani: Nefesh) dan (Yunani: psukhe) artinya yang pertama "mempunyai hidup". Jiwa Tuhan tidak dapat dilihat, Jiwa bersifat kekal abadi.
Jiwa Tuhan. Jiwa Tuhan adalah unsur esensi kehidupan Tuhan bersifat kekal tanpa awal dan akhir. Jiwa Tuhan Mahakudus, mulia, penuh cinta kasih dan kebenaran dan tidak dibatasi ruang dan waktu. Jiwa Tuhan tidak berdiri sendiri tetapi ditunjang oleh unsur metafisik lain yaitu Roh dan Firman. Melalui FirmanNya, pikiran dan kehendak Jiwa Tuhan dapat diaktulisasikan menjadi nyata, berupa ciptaanNya. Gambar 1 menunjukkan esensi Tuhan yang terekspresikan dalam kitab kejadian 1:1-5, 2:26-27.
Gambar 1. Esensi Tuhan dalam Penciptaan Langit dan Bumi
Esensi Jiwa Tuhan tersurat dan tersirat dalam Kejadian 1:1 “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Ayat ini, menjelaskan bahwa Tuhan adalah satu-satunya yang hidup permulaan sebelum Langit dan Bumi dijadikan olehNya. Firman Ini secara eksplisit menyatakan adanya kehidupan sebelum langit dan Bumi diciptakan. Jiwa Tuhan adalah Esensi Hidup yang ada dalam diri Tuhan. Jiwa merupakan pusat kehidupan dan pikiran Tuhan sebagai sumber segala kehendakNya. Jika disederhanakan dalam konteks kehidupan manusia. Jiwa adalah bagian utama dari kehidupan manusia, yaitu sebagai sumber pengetahuan, teknologi, kreatifitas, informasi, inovasi, perasaan, emosi dan lain sebagainya. Intinya melalui jiwa sesorang terpancar kepribadinnya. Tentu Tuhan melebihi dari apa yang ada pada manusia. Jiwa Kepribadian Tuhan melebihi segalanya, hal ini dapat kita lihat dari keagungan ciptaanNya. Isi ayat pertama, pasal pertama kitab kejadian menyatakan tentang adanya “Esensi Tuhan yang pertama” adalah esesnsi “Jiwa”.
Roh
Roh diterjemahkan dari kata (Ibrani: Rûakh), dan (Yunani: Pneuma) adalah kehidupan vital, prinsip kehidupan manusia.
Roh Tuhan. Demikian Firman Tuhan: “Sebab Allah itu Roh, dan hanya dengan kuasa Roh Allah orang-orang dapat menyembah Bapa sebagaimana Ia ada." (Yohanes 4:24). Yesus menyatakan bahwa Allah itu Roh, manusia hanya dapat menyembah-Nya di dalam roh dan kebenaran. Unsur esensi “Roh” Tuhan mengendalikan serta memberi daya energi pada Jiwa Tuhan.
Esensi kedua Tuhan sebagimana dilihat pada gambar 1 diatas, dinyatakan secara eksplisit dalam Kejadian 1:2 “Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.” Ayat ini menjelaskan bahwa belum ada kehidupan di Bumi. Tetapi diketahui ada Roh Tuhan yang melayang-layang diatas permukaan air, artinya Roh itu hidup yang dapat bergerak pada kegelapan Bumi yang masih kosong.
Firman Ini memberi informasi bahwa, selain unsur Jiwa Tuhan, yang uraikan diatas, terdapat “Esensi kedua Tuhan” yaitu esensi “Roh” Tuhan yang hidup, melayang-layang diatas permukaan air. Artinya Roh Tuhan keluar dari tubuh metafisik Tuhan dan melayang-layang diatas permukaan air. Namun demikian tidak menunjukkan Tuhan mati ketika RohNya melayang-lanyang diatas permukaan air pada bumi yang gelap.
Firman Tuhan
“Esensi ketiga” yang ada dalam diri Tuhan, sebagai wujud nyata keberadaaNya adalah “Firman” (ucapa, perkataan atau sabdaNya). . Kejadian 1:3-5 “Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang ." Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.” Ayat ini, menjelaskan bahwa Tuhan menjadikan terang dan memisahkan terang dari gelap dengan cara berfirman. “Berfirman” artinya Tuhan mengaktualisasikan atau mewujudkan pikiran jiwaNya, sehingga apa yang dikehendaki menjadi kenyataan melalui ucapan atau perkataan. Dalam hal ini Tuhan menjadikan terang untuk menerangi Langit dan Bumi yang masih gelap gulita.
Firman Ini merupakan esensi ketiga Tuhan selain unsur “Jiwa” dan “Roh”, yang merupakan wujud hidup metafisik Tuhan yang awal dam kekal. Firman Tuhan dalam Alkitab ialah pernyataan diri Tuhan sendiri, berupa pernyataan pikiranNya yang disampaikan kepada para nabi, atau penyataan kehendak Tuhan secara keseluruhan untuk menyatakan eksistensi diriNya. “demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” (Yesaya 55:11).
Firman Tuhan adalah salah satu dari 3 unsur esensi metafisik Tuhan yang ada. Tanpa Firman Tuhan, maka semua pikiran, kehendak dari Jiwa Tuhan tidak dapat dinyatakan, sekalipun ada Jiwa dan Roh Tuhan. Hubungan keterkaiatan ketiga esensi Tuhan tidak dapat dipisahkan atau bekerja sendiri-sendiri, karena merupakan satu kesatuan hidup Tuhan yang kekal.
Manifestasi 3 Esensi Tuhan di Bumi
Tuhan sebagai Roh, tidak dapat dilihat dan dikenal oleh manusia, jika bukan Tuhan sendiri yang menyatakan diriNya. Ada tiga esensi Tuhan yang diaktualisasikan ketika Langit dan Bumi diciptkan yaitu Jiwa Tuhan, Roh Tuhan dan Firman Tuhan. Ketiga Esensi Tuhan ini terlihat seperti tiga oknum yang berbeda melakukan tugas yang berbeda. Namun sesungguhnya ketiganNya adalah satu tubuh metafisik yaitu tubuh Roh. Kehadiran tubuh metafisik Tuhan tidak dapat dilihat, tetapi Tuhan dapat berinkarnasi sesuai dengan tujuan kehadiranNya pada manusia, dan/atau kehensakNya. Beberapa Manifestasi Tuhan yang dirangkum dalam tulisan ini, menunjukkan bahwa Tuhan yang adalah Roh tak berwujud, namun kehadiranNya dapat berupa fisik sesuai dengan apa yang dikehendakiNya.
Gambar 2. Tiga Manifestasi Tuhan di Bumi
Alkitab mencatat banyak bentuk manifestasi Tuhan di Bumi. Adam manusia pertama yang mengetahui bagaimana gambar dan rupa Tuhan. Sejak Adam berdosa, Tuhan hadir di Bumi dengan beragam bentuk manifestasi, diantaranya saat menyertai Nuh dalam peristiwa air bah, mengiringi pembebasan bangsa Israel dari mesir dengan beragam wujud diantaranya nyala api, tiang api, tiang awan, dan lain sebagainya. Puncak manifestasi Tuhan di Bumi, terjadi saat Tuhan sendiri hadir dalam rupa manusia sebagai Juruselamat.
Gambar 2, ilustrasikan 3 wujud manifestasi Tuhan di Bumi yang terkait dengan karya penebusan manusia dari dosa. Berikut ayat alkitab yang menunjukkan Manifestasi Tuhan.
- Yesaya 43:10,11."Kamu inilah saksi-saksi-Ku,"demikianlah firman TUHAN, "dan hamba-Ku yang telah Kupilih, adalah supaya kamu tahu dan percaya kepada-Ku dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia. Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi. “Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari pada-Ku.” Ayat ini adalah Firman nubuatan kepada nabi Yesaya tentang pernyataan Tuhan, bahwa Dia adalah Tuhan Juruselamat, dan bahwa Yesus yang Dia pilih sebagai juruselamat “Dia adalah Aku” atau Aku adalah Dia”. Karena sebelum Aku tidak ada Tuhan, dan sesudah Aku tidak aka nada lagi Tuhan. Ayat ini, jelas dan tegas memberi keterangan dan penjelasan yang nyata tentang pribadi YEHOVAH adalah TUHAN, YEHOVAH adalah YESUS, YEHOVAH dan YESUS adalah pribadi yang sama, dengan kata lain YEHOVAH dan YESUS bukan pribadi yang berbeda, tetapi keduaNya adalah satu yaitu TUHAN yang Maha Esa, artinya pribadi YEHOVAH adalah pribadi YESUS.
- Yesaya 44:6.”Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: "Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari pada-Ku.” Melalui ayat ini Tuhan nyatakan bahwa hanya diriNya Tuhan yang terdahulu dan terkemudian, yaitu Tuhan semesta alam, penebus umat Israel. Tidak ada Tuhan selain Dia.
- Dalam kitab Perjanjian Baru, diperoleh informasi tentang manifestasi esensi Tuhan sebagaimana isi firman Tuhan berikut.
- “Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku t yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Yohanes 3:16-17).
- “…terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan…’’(Matius 17:5);
- “dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."(Lukas 3:22);
- “….Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. “Firman itu telah menjadi manusia.” (Yohanes 1:1-3, 14);
- “Aku dan Bapa adalah satu.” (Yohanes 10:30);
- “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa…”( Yohanes 14:9);
- “Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,”(Matius 28:18-19).
Ayat pada poin 3 huruf a, b dan c memberi pemahaman bahwa ada 3 esensi Tuhan yang hadir pada saat bersamaan di sunga Yordan, ketika Yesus dibabtis, yaitu:
- Esensi Roh Tuhan bermanifestasi dalam rupa burung merpati yang turun mengurapi tubuh manusia Yesus;
- Esensi Jiwa Tuhan, bermanifestasi dalam Tuhan dalam rupa suara dari sorga yang berkata: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” Artinya pernyataan kehendak Jiwa Tuhan yang menyatakan bahwa Yesus adalah Manifestasi diriNya yang menjadi wujud nyata (manusia). Pribadi Tuhan dalam pribadi Bapa yang bernama YEHOVAH dalam kitab perjanjian lama, dan yang selanjutnya sebagai salah satu pribadi Tuhan dalam konsep Tuhan Tritunggal adalah ujud misteri yang belum dapat diketahui fisikNya, tetapi memiliki suara. Situasi ini, mengindikasikan bahwa suara dari sorga adalah ucapan Tuhan (Firman Tuhan) yang menyampaikan pada manusia tentang kehendakNya menjadi manusia. Ayat ini menghapus anggapan manusia bahwa manusia Yesus jadi Tuhan, tetapi yang benar adalah Tuhan jadi manusia Yesus.
- Sebutan frase “Anak-Ku” (Anak Allah). Pengertian Anak-Ku, dalam konteks ini, bukan “anak biologis” sebagai Anaknya Tuhan, tetapi anak dalam pengertian, ungkapan kiasan sebagai anak dalam Roh Tuhan, atau disebut “Anak Rohani”, yaitu “Firman” yang hanya dapat didengar, tidak dapat dilihat kini telah menjadi menjadi anak manusia yang dapat dilihat, yaitu manusia Yesus yang disebut sebagai “Anak Allah” oleh Allah, bukan arti anak biologis. Untuk memudahkan logika dan nalar pembaca, penulis ilustrasikan penyebutan anak Allah, sama dengan menyebut “anak emas”, bukan berarti emas mempunya anak dan/atau melahirkan emas sebagi anaknya. Kata “anak emas” memiliki makna kiasan sebagai anak kesayangan. Demikian pula penggunaan Frase “Kata Anak Tuhan (Anak Allah), bukan berarti Allah atau Tuhan melahirkan seorang Anak yang bernama Yesus tetapi sebutan Anak Allah pada Yesus mengandung makna religi yaitu Yesus adalah Anak Roh atau manusia Roh dari Tuhan. Sama hanya dengan sebutan kepada Adam yang disebut dengan istilah manusia dunia atau anak dunia, bukan berarti Adam adalah anak dunia, atau dilahirkan oleh dunia, sehingga dunia menjadi bertambah dengan lahirnya Adam. Jadi jelas lahirnya Yesus tidak membuat Tuhan bertambah dari satu menjadi dua. Sebab sebutan Anak Tuhan (Anak Allah) bermankna kiasan anak rohani. Seperti halnya semua umat Kristen yang telah dibabtis disebut anak Tuhan, bukan berarti orang Kristen dilahirkan oleh Tuhan, tetapi orang Kristen mendapat predikat sebutan sebagi anak Tuhan karena telah ditebus oleh Anak Tuhan yaitu Yesus Kristus.
Ayat pada poin 3 huruf d, e dan f memberi pemahaman pemahaman tentang Manifestasi Esensi Tuhan sebagai berikut:
- Pribadi Yesus sebagai manusia rohani adalah Manifestasi dari Jiwa dan Firman Tuhan yang menyatu dalam tubuh tubuh Yesus.
- Pada mulanya Yesus adalah Firman bersama dengan Jiwa Tuhan (Allah), Firman itu Tuhan (Allah), Firman itu telah menjadi Manusia. Artinya Yesus adalah Tuhan yang menjadi Manusia.
- Makna “Aku dan Bapa satu”, “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa..”, bukan berarti bahwa Bapa sama dengan Yesus dalam arti harafiah sebagai manusia yang berwujud. Tetapi memiliki makna bahwa Esensi Ketuhanan Bapa ada dalam diri pribadi Yesus.
- Pada perjanjian lama belum digunakan Frase “Bapa” sebagai kata ganti penyebutan TUHAN bernama YEHOVAH, karena penyampaian kehendak Tuhan pada manusia (nabi) dilakukan secara langsung oleh YEHOVAH dan/atau Malaikat.
- Frase Bapa digunakan dalam kitab perjanjian baru, karena Yesus yang nyatakan eksistensiNya sebagai Manifestasi Esensi Tuhan yang mengutusNya. “Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: ....., namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku. (Yohanes 7:28-29). Ayat Firman Tuhan ini, jelas menyatakan bahwa Yesus datang ke dunia bukan atas kehendaNya, tapi atas kehendak Tuhan yang mengutus Dia. Pribadi seperti apa Yang mengutus Yesus, tidak dijelaskan secara spesisfik dalam ayat ini. Akan tetapi Yesus berkata dengan tegas: “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa…”(Yohanes 14:9). Artinya wujud Bapa secara metafisik sama dengan kepribadian Yesus. Karena Yesus berbicara dalam kapasitas sebagai manusia, maka dapat dimaknai, bahwa Bapa secara fisik sama dengan fisik Yesus. Pertanyaannya apakah benar Bapa memiliki fisik seperti Yesus?, tentu jawabannya tidak, sebab Bapa yang dimaksudkan oleh Yesus adalah Bapa dalam arti Bapa Sorgawi bukan Bapa Jasmani atau Bapa duniawi. Tidak ada satu ayatpun dalam alkitab yang menytakan ada Bapa duniawi, yang ada adalah anak manusia (manusia sorgawi dan manusia duniawi). Jadi jelas frase Bapa bukan pribadi yang berdiri sendiri sebagai salah satu oknum atau pribadi Tuhan, tetapi makna Bapa adalah sebutan terhadap Esensi Jiwa Tuhan, bukan Bapa dalam arti biologis yang memiliki fiisik ragawi. “Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau." Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" (lukas 2:48-49). Ayat ini, menceritakan ketika Yesus baru berumur 12 tahun, Dia telah menyatakan sikap dan pikiran ronaniNya dengan menyebut sebagai BapaNya. Jadi jelas sebutan “Bapa” menurut Yesus bukan Bapa dalam wujud pribadi manusia, atau pribadi metafisik Tuhan, tetapi yang dimaksudkan Bapa oleh Yesus adalah “Esensi Jiwa Tuhan”
Ayat pada poin 3 huruf g secara tegas Yesus menyatakan tiga hal tentang diriNya, sebelum Dia naik ke Sorga, yaitu:
- “Kepada-Ku, telah diberi kuasa di sorga dan di bumi.” Pernyataan ini, merupakan pernyataan yang sangat religious, penuh kuasa dan kemuliaan yang bersumber dari sumber hidup yaitu Jiwa Tuhan. Ini adalah pernyataan yang memberi petunjuk, bahwa Yesus adalah manifestasi (inkarnasi) 3 esensi Tuhan dalam satu pribadi manusia sorgawi yang disebut Yesus Kristus dan Imanuel.
- “Jadikan semua bangsa murid-Ku.” Ini adalah pernyataan eksistensi diri Yesus sebagai Juruselamat dunia, yang tidak dimiliki oleh manusia manapun di bumi. Atas mandat kekuasaan yang diterima dari Jiwa Tuhan, maka Yesus memberi perintah (amanat agung) kepada murid-muridNya agar menjadikan semua bangsa menjadi muridNya. Artinya Yesus menghendaki semua bangsa beroleh keselamatan melalui diriNya sebagai juruselamat, bukan hanya bangsa Israel yang diselamatkan. Yesus tidak mengatakan, jadikan semua bangsa murid YEHOVAH atau mengikuti YEHOVAH (Bapa) atau Jiwa Tuhan. Hal ini membuktikan bahwa adalah satu-satunya pribadi Tuhan yang berkuasa di bumi dan di surge pada saat sebelum inkanasi menjadi manusia, maupun setelah kebangkitanNya hingga saat ini.
- “Babtislah mereka dalam nama “Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” Pernyataan Yesus ini memiliki makna esensi diriNya. Yesus dengan tegas menyatakan semua bangsa yang menjadi muridNya wajib dibabtis dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Menjadi murid Yesus, artinya menjadi umat tebusan keselamatan dalam namaNya. Dibabtis dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus artinya dilahirkan kembali dari air dan roh yang diliputi oleh 3 (tiga) esensi hidup Tuhan. Makna yang terkandung pada kalimat dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, tidak merujuk pada 3 (tiga) pribadi Tuhan, tetapi menyatakan 3 esensi Tuhan menjadi pedoman tidakan manusia sehari-hari setelah menjadi murid Yesus. Setelah manusia dibabtis, manusia dituntut untuk bertindak menurut esensi Tuhan, sebagai berikut:
- Bapa (Jiwa Tuhan). Setiap manusia yang mengikuti Yesus dan dibabtis, harus hidup sesuai dengan kepribadian Tuhan, yaitu hidup dalam kebenaran,
- Anak (Firman). Setiap manusia yang mengikuti Yesus dan dibabtis, perbuatan hidupnya, harus mencerminkan kehidupan Yesus, yaitu hidup menurut ajaran cinta kasih, sebagaimana ajaran Yesus Kristus.
- Roh Kudus (Roh Tuhan). Setiap manusia yang mengikuti Yesus dan dibabtis, harus hidup kudus dan menuruti suara hati tuntunan Roh Kudus serta menjadi berkat bagi sesama manusia sesuai anugerah kuasa Roh Kudus kepadaNya.
Berdasarkan ketiga uraian diatas, diperoleh informasi yang jelas bahwa:
- Yesus adalah manifestasi tiga esensi Tuhan yang metafisik menjadi fisik dalam tubuh manusia sorgawi;
- Yesus adalah inkarnasi (Manifestasi) Tuhan menjadi manusia. “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.” Yohanes 1:18).
- Yesus, bukan representasi pribadi Anak semata (Firman), tetapi representasi dari ketiga esensi Tuhan yaitu Jiwa (Bapa), Firman (Anak) dan Roh Kudus (Roh Tuhan).
Manusia dengan segala perbuatan baik dan amalnya, tidak dapat menyelamatkan dirinya, untuk hidup kekal di sorga. “Tidak ada seorangpun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia “ (Yohanes 3:13). Manusia tidak tahu dimana letak sorga dan yang mana jalan ke sorga. Hal ini dapat dimengerti, jika manusia tidak tahu jalan dan lokasi sorga, karena lokasi dan jalan menuju kota “XY” yang ada di bumi, manusia tidak tahu, kalau bukan orang yang berasal dari kota “XY” itu. Karena alasan inilah, Tuhan sendiri menyatakan esensiNya dengan cara bermanifestasi menjadi nyata sebagai manusia yang memiliki fisik agar dapat dilihat, didegar, diikuti dan dijadikan panutan dalam menjalani hidup dalam kebenaran sesuai kehendak Tuhan (Bapa) di sorga. “Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,” (Titus 3:4-5). "Roh Tuhan ada pada-Ku , oleh sebab Ia telah mengurapi Aku , untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku.” (Lukas 4:18).
Yesus datang kedua untuk semua bangsa, tetapi hanya manusia yang menerima dan percaya pada Yesus yang diberi kuasa menjadi anak-anak Allah. “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;” (Yohanes 1:12). Makna anak-anak Allah pada ayat ini, bukan anak biologis Tuhan, tetapi anak dalam arti rohoni, sama seperti Yesus disebut Anak Allah. Pengertian Anak- anak Allah adalah sebutan kepada manusia yang telah menerima Yesus dan dibabtis dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Relasi Esensi dan Manifestasi Tuhan
Pada gambar 3, dapat diilustrasikan relasi esensi dan manifestasi Tuhan sebagai dasar rumusan konsep Tuhan Tritunggal. Dalam diri Tuhan ada 3 esensi hidup yang kekal, yaitu Jiwa, Roh dan Firman. Ketiga esensi hidup Tuhan telah dimanifestasikan dalam wujud semua ciptaanNya, termasuk manusia sebagai mahluk yang mulia, diberi kuasa untuk menguasai mahluk lain dan mengenal Tuhan. Manusia dengan keterbatasannya oleh karena dosa, telah kehilangan kemuliaan Tuhan, sehingga tidak dapat berjumpa dengan Tuhan. Kerena itu, Tuhan sendiri yang hadir bermanifestasi menjadi manusia agar manusia mengenal diri Tuhan.
Gambar 3. Relasi Esensi dan Manifestasi Tuhan dalam Konsep Tritunggal.
Gambar 3 menunjukkan ada 3 esensi Tuhan, yaitu Jiwa, Roh Tuhan dan Firman. Berikut penjelasan relasi manifestasi ketiga esensi Tuhan dalam satu wujud pribadi dalam tubuh Yesus, sebagai berikut:
- “Jiwa Tuhan” adalah pusat kehidupan, merupakan esensi pertama Tuhan sebagai sumber segala kehendakNya. Jiwa Tuhan berwujud metafisik dan bersifat kekal, kudus dan mulia. Jiwa Tuhan adalah kehidupan yang melampaui ruang dan waktu sebagai pencipta, pemilik, penentu, pengelola, penggerak, pengatur segala yang dikehendaki atas semua ciptaanNya. Pada kitab perjanjian lama, Jiwa Tuhan dinyatakan sebagai pribadi Yang Maha Kuasa, Yang Ada Permulaan, Yang Awal dan Yang Akhir, Juruselamat, Tuhan semesta alam, bernama YEHOVAH. Pada kitab perjanjian baru, Jiwa Tuhan dinyatakan sebagai wujud metafisik Tuhan yang mengutus Yesus, dan dipanggil dengan nama sebutan “Bapa”. Yesus tidak menggunakan nama YEHOVAH dalam menyatakan esensi Tuhan yang mengutusNya. Yesus tidak menjelaskan secara khusus tentang siapa Bapa kepada Pilipus, tetapi Yesus dengan tegas menyatakan “Aku dan Bapa adalah satu, barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa”. Hal ini menunjukkan, bahwa Yesus adalah manifestasi dari esensi “Jiwa Tuhan” atau “Bapa”.
- Roh Tuhan adalah esensi kedua Tuhan yang memberi energi dan/atau daya pada Jiwa dan Firman. Roh Tuhan tidak berwujud fisik tetapi metafisik sehingga tidak dilihat. Roh Tuhan yang tampak seperti burung merpati saat Yesus dibabtis, bukan wujud pribadi Roh Kudus tapi sebagai penggenapan Firman Tuhan kepada Yohanes Pembabtis. "Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: "Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya.” “. Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.” (Yohanes 1:32,34). Roh Tuhan bukan pribadi yang terpisah dengan pribadi Yesus, tetapi menyatu dalam diri pribadi Yesus.
- Firman Tuhan merupakan esensi ketiga Tuhan yaitu pernyataan diri Tuhan sendiri, berupa aktualisasi pikiranNya yang disampaikan kepada para nabi, atau penyataan kehendak Tuhan secara keseluruhan untuk menyatakan eksistensi diriNya. “demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasildalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” (Yesaya 55:11). Pada kitab perjanjian lama, Firman Tuhan yaitu unsur metafisik esensi Tuhan dimanifestasikan menjadi unsur fisik ciptaanNya yaitu langit dan bumi serta segala isinya. Firman Tuhan dimanifestasikan menjadi terang, daratan, lautan, matahari, bulan, bintang-bintang, hewan diair dan hewan didarat, tumbuh-tumbuhan serta manusia. Firman Tuhan juga dimanifestasikan menjadi pernyataan-pernyataan, hukum dan ketetapan Tuhan yang harus dilaksanakan oleh manusia sebagai pedoman hidup manusia secara social dan religius. Pada kitab perjanjian baru, Firman Tuhan bermanifestasi menjadi manusia kedua yaitu manusia sorgawi, sebagai penyelamat manusia duniawi. “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. “Firman itu telah menjadi manusia.” (Yohanes 1:1-3,14).
Gambar 3, menunjukkan bahwa Yesus adalah manifestasi 3 Esensi Tuhan yaitu Jiwa (Bapa), Roh Tuhan (Roh Kudus) dan Firman (Anak).
Kesimpulan: Doktrin Tritunggal menurut Manifestasi Esensi Tuhan
“Tiga Esensi Tuhan dalam Satu Pribadi Yesus”
Teologi Kristen yang mendasari iman kepercayaan pada Tuhan Yang Esa dalam tiga Pribadi Tuhan (Allah Tritunggal), tidak ditemukan secara tekstual dalam Alkitab. Alkitab tidak menyatakan bahwa pribadi Bapa, Anak dan Roh Kudus sebagai pribadi yang berbeda. Alkitab tegas menyatakan bahwa Bapa dan Anak adalah Satu, artinya diantara keduaNya bukan pribadi yang beda. Berikut Firman Tuhan dalam alkitab yang menunjukkan Manifestasi Tga Esensi Tuhan dalam Satu Pribadi Tuhan.
- "…. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16).
- “ Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Matius 3:16-17).
- “..…terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan…’’(Matius 17:5);
- “….dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."(Lukas 3:22);
- “….Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. “Firman itu telah menjadi manusia.” (Yohanes 1:1-3, 14);
- “Aku dan Bapa adalah satu.” (Yohanes 10:30);
- “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa…”( Yohanes 14:9);
- “Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,”(Matius 28:18-19).
Kutipan ayat diatas, menceritakan Yesus sebagai Pribadi YEHOVAH yang inkarnasi menjadi manusia sorgawi di Bumi. Yesus adalah pribadi tunggal Tuhan yang menyatakan diri sebagai penyelamat manusia. Hakikat Yesus sebagai pribadi Tunggal Tuhan, dijelaskan sebagai berikut:
- Yesus adalah anak tunggal Allah, bukan anak biologis, tapi pernyataan kehendak cinta kasihNya pada manusia, sehingga Tuhan manifestasikan firmanNya menjadi manusia satu-satunya yang diberi kuasa di sorga dan di bumi, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup kekal. (Yohanes 3:16).
- Yesus adalah pribadi manusia sorgawi yang memiliki 3 Esensi Tuhan, yaitu Jiwa, Roh dan Firman Tuhan. “Aku dan Bapa adalah satu.” (Yohanes 10:30), artinya Yesus adalah manusia sorgawi Manifestasi Tuhan, yang tidak berubah secara esensiNya sebagai Kehidupan kekal, yaitu Tuhan semesta alam.
- Yesus bukan salah satu dari tiga pribadi Tuhan dalam konsep teologi Tuhan Tritunggal “Tiga pribadi Tuhan dalam Satu Hakikat”. Tetapi Yesus adalah tiga esensi Tuhan menyatakan diri dalam satu Pribadi manusia sorgawi (manusia Roh). Artinya pada pribadi Yesus terdapat semua kehendak Jiwa Tuhan, Yesus diurapi oleh Roh Tuhan, dan Yesus adalah Firman yang telah menjadi manusia.
Berdasarkan tiga poin kesimpulan diatas, diperoleh informasi bahwa Yesus adalah wujud nyata dari Tuhan Tritunggal. Artinya konsep Tuhan Tritunggal menurut esensi Tuhan menggantikan konsep pemahaman “Tiga Pribadi dalam Satu Hakekat Tuhan”, yang selama ini, belum memiliki kesamaan pandangan diantara beragam aliran gereja.
Melalui kajian, penjelasan Firman Tuhan baik pada perjanjian lama maupun perjanjian baru sebagimana uraian diatas, diperoleh informasi yang sebenarnya tentang pemahaman Tuhan Tritunggal, adalah” Manifestasi 3 (tiga) Esensi Tuhan dalam 1 (satu) Pribadi Yesus.
Baca juga: Siapakah Tuhan Menurut Perspektif Alquran Dan Alkitab
Penjelasan makna Tuhan Tritunggal ini, diilustrasikan pada gambar 4 berikut ini.
Gambar 4. Kerangka Konsep Tuhan Tritunggal menurut Esensi Tuhan
Konsep Tuhan Tritunggal “Tiga Pribadi dalam Satu Hakikat Tuhan (Allah)” yang selama ini, menjadi dasar teologi dan inti iman Kristen, perlu diliterasi agar pemaknaan yang selama ini kurang sesuai dengan maksud Firman Tuhan, menjadi sesuatu yang fundamental dalam pemberitaan Injil kesemua bangsa. “jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,”(Matius 28:18-19).
Gambar 4, memperlihatkan 3 esensi Tuhan, yaitu Jiwa adalah Manifestasi Bapa, Firman adalah Manifestasi Anak, dan Roh Kudus yang adalah Roh Tuhan itu sensiri. Ketiga esensi Tuhan ini merupakan kesatuan wujud metafisik Tuhan, artinya bukan terdiri atas 3 unsur, pribadi Tuhan yang dapat dibedakan satu dengan lainnya.
Jiwa, Firman dan Roh Tuhan adalah tiga esensi Tuhan yang ada dalam satu keberadaan Tuhan. Jiwa Tuhan bukan sesuatu yang berbeda dari Firman atau Roh Kudus, dan/atau sebaliknya, akan tetapi ketiganya merupakan kesatuan esensi Tuhan yang keberadaanya bersamaan, tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Penggunaan frase Bapa, Anak dan Roh Kudus dalam perjanjian baru, adalah bentuk pernyataan Yesus tentang eksistensi keberadaan Tuhan yang memberi kuasa pada diriNya yaitu suatu kehidupan sorgawi yang menjiwai keberadaanNya sebagai manusia. Karena itu Yesus mengatakan “Aku dan Bapa adalah satu, barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.” Yesus tidak menyatakan bahwa Bapa adalah pribadi yang berbeda denganNya, karena Yesus tahu, bahwa diriNya adalah Dia yang mengutusNya. “Dia adalah Aku, Aku dan Bapa adalah satu.” (Yesaya 43:10,11; Yohanes 10:30, 14:9).
Bapa. Pernyataan atau penyebutan “Bapa” oleh Yesus lebih bersifat filosofis, berupa penyataan kehendak, pikiran, sifat, karya atau perbuatan dan atau perintah. Yesus tidak menyatakan keberadaan Bapa sebagai oknum pribadi yang berbeda denganNya.
Roh. Roh Tuhan adalah Roh yang Kudus sebagai esensi Tuhan yang selalu menyertai segala kehendak Jiwa dan pernyataan Firman. Tanpa Roh Tuhan, maka kehendak Jiwa dan pernyataan Firman tidak dapat diaktualisasikan atau dimanifestasikan kedalam bentuk nyata.
Firman. Firman Tuhan adalah pernyataan kehendak jiwa yang dimanifestasikan menjadi sesuatu yang dapat dimengerti, dilihat, didengar, menjadi nyata sesuai kehendak Jiwa Tuhan. Tanpa Firman segala kehendak Jiwa tidak dapat dinyatakan.
Ketiga esensi Tuhan menyatu dalam pribadi Yesus, karena itu konsep pemahaman Tuhan Tritunggal menurut esensi Tuhan adalah manifestasi “Tiga Esensi Tuhan dalam Satu Pribadi Yesus” Tuhan dalam iman Kristen adalah YEHOVAH (frase Ibrani) dan YESUS (frase Yunani). “Akulah Dia, Aku dan Bapa satu” (Yes.43:11; Yoh. 10:30).
Dengan memahami Esensi Tuhan, Nama Tuhan, Pribadi Tuhan maka semua dapat mengetahui makna konsep Tuhan Tritunggal yang benar yaitu: “Tiga Esensi Tuhan dalam Satu Pribadi Tuhan” yaitu dalam nama Tuhan Yesus. Dengan demikian konsep pemahaman Tuhan Tritunggal “Tiga pribadi Tuhan dalam Satu Hakakit Allah” terbantahkan, karena Bapa, Anak dan Roh Kudus bukan tiga pribadi Tuhan, tetapi pernyataan Manifestasi Esensi Tuhan yaitu Bapa (Jiwa), Anak (Firman) dan Roh Tuhan (Roh Kudus).
Demikian, Kasih Karunia Tuhan Yesus, dan Kasih Bapa dalam persekutuan Roh Kudus menyertai dan memberkati semua umat manusia.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar